Shuji Nakamura, satu dari tiga ilmuwan pemenang Nobel Fisika 2014, tidak
pernah menyangka gagasannya tentang blue-light emitting diode (LED)
meraih penghargaan paling bergengsi di dunia.
Yang ia tahu, gagasan itu dikemukakan tahun 1993 dan Nichia Corporation
-- perusahaan tempatnya bekerja -- memberinya hadiah 200 dolar atau Rp 2
juta. Nakamura marah, keluar dari perusahaan itu tahun 2000 dan pindah
ke AS dengan membawa gagasannya.
Isamu Akasaki dan Hiroshi Amano mewujudkan gagasan Nakamura, merevolusi
industri pencahayaan. Temuan ketiganya dipergunakan dari rumah sampai ke
bilboard di seluruh dunia.
Quartz memperkirakan nilai paten temuan ketiganya 80 miliar dolar pada tahun 2020, karena terus diproduksi dan digunakan.
Royal Swedish Academy of Sciences mengatakan teknologi ini baru berusia
20 tahun, tapi telah memberikan kontribusi penciptaan cahaya putih
dengan cara sama sekali baru.
Akasaki, kini berusia 85 tahun, adalah profesor di Universitas Meijo dan
Nagoya. Amano, kini berusia 54 tahun, juga bekerja di Universitas
Nagoya.
Nakamura, kini berusia 60 tahun, menetap di AS dan menjadi profesor di
Universitas California, Santa Barbara. Ia tidak kembali ke Jepang
setelah dikecewakan Nichia.
Temuan Akasaki, Amano, dan Nakamura, membuat dunia abad 21 diterangi
LED. Dibanding lampu tabung neon yang berusia 10 ribu jam, LED berusia
seratus ribu jam.
Nakamura kini boleh tersenyum, tapi dia tidak akan melupakan kisah
sedinya ketika tak dihargai perusahaan yang berusaha dibesarkan.
Teguh Setiawan
Sumber : inilah.com, 9 Oktober 2014
0 comments: