Prof. M. Barmawi telah berkecimpung dalam bidang Fisika selama lebih
dari 20 tahun. Sabtu (16/03/13) bertempat di Galeri CC Timur ia
memberikan Orasi Ilmiah Sepuluh Windu bertema Fisika Material
Elektronik. Orasi ilmiah yang merupakan kerjasama dari Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Akademi Ilmu
Pengetahuan Indonesia (AIPI) ini dihadiri oleh murid-murid binaannya
serta kolega-kolega yang sempat bekerjasama dalam terobosan-terobosan
yang digawanginya.
Setelah rangkaian pembukaan dan sambutan, Prof. Mikrajudin Abdullah maju
ke depan panggung untuk menjadi moderator dalam Orasi Ilmiah ini. Orasi
dimulai dengan cerita Barmawi saat awal kuliah dulu. Kemudian
dilajutkan dengan pemaparan karya-karya dari KK Fismatel. Karya-karya
ini diantaranya adalah pembuatan reaktor PE-CVD untuk pembuatan sel
surya, reaktor sputtering, dan sistem deposisi Pulsed Laser Ablation
(PLA).
KK Fismatel ITB juga memiliki proyek-proyek lain. Dana untuk proyek ini
didapat dari donatur maupun dari KK Fismatel sendiri. Contoh
proyek-proyeknya adalah Reaktor Sputtering Unbaanced Magnetron, Center
Grant Project: Thermal MOCVD dan Plasma Assisted MOCVD, dan masih banyak
lagi.
Kontribusi Ilmu Pengetahuan Dasar dalam Pembangunan
Setelah memaparkan hasil jerih payah selama bertahun-tahun dalam KK
Fismatel, Barmawi menjelaskan peran yang dimiliki Ilmu Pengetahuan Dasar
pada pembangunan Indonesia. "Untuk berpindah menjadi negara maju, kita
harus membangun endogenous development melalui IPTEKS," ujar Barmawi.
Indonesia yang memiliki Pendapatan Domestik Bruto (PDB) terendah di
antara negara-negara tetangganya harus lebih memperhatikan IPTEKS jika
ingin mengejar ketinggalan dari negara lain.
Menurut model Schumpeter, pola perkembangan industri untuk tahun
2025-2081 adalah nanoteknologi. Teknologi ini termasuk ke dalam bidang
Ilmu Pengetahuan Dasar, yaitu teknologi nano. Untuk dapat mendorong
perekonomian, maka dibutuhkan enabling technologies seperti teknologi
nano ini. Barmawi menjelaskan ada dua loncatan katak (leapfrog) yang
bisa dilakukan untuk mengejar ombak pembangunan di dunia ini. Pertama
yaitu mengejar gelombang inovasi terakhir dan kedua adalah memaksimalkan
inovasi yang telah dimiliki sekarang. Menurut Barmawi yang harus
dilakukan adalah mengejar arus inovasi dengan menggencarkan teknologi
teknologi nano di negara kita ini.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengejar ombak pembangunan
adalah dengan membuka peluang investasi yang dikenal dengan Foreign
Direct Investmtent (FDI). Hal-hal yang bisa dilakukan adalah menjual hak
paten, kontrak lisensi, membeli barang modal dan membuat turnkey
project.
Teknologi Nano
Teknologi nano bertujuan untuk memahami dan mengendalikan struktur dalam
skala nano. Selain itu juga bertujuan untuk menciptakan dan menggunakan
berbagai struktur, device, dan sistem yang memiliki sifat-sifat serta
fungsi-fungsi dasar baru yang disebabkan oleh struktur berskala nano.
Aplikasi teknologi nano, menurut Barmawi, dapat menyelesaikan 5 poin
dalam Millenium Development Goals (MDGS). Poin MDGs yang dapat
dipecahkan dengan aplikasi teknologi nano adalah poin nomer 1, 4, 5, 6,
dan 7 yaitu menghapuskan kemiskinan dan kelaparan, meningkatkan
kesehatan anak, meningkatkan kesehatan ibu hamil, menurunkan angka
terjangkit HIV/AIDS, dan menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.
Barmawi mencontohkan, teknologi nano dalam peningkatan pelayanan
keshatan. Pada bidang ini, aplikasi teknologi nano terbagi menjadi dua,
yaitu nano aktif dan nano pasif. Contoh dari aplikasi teknologi nano
adalah deteksi mikroorganisme. Keunggulan dari teknologi ini adalah
kecepatannya yang jauh lebih cepat daripada metode konvensional. Hasil
deteksi yang tadinya baru dapat keluar dengan hitungan jam dan bahkan
hitungan hari, namun dengan teknologi nano hasil dapat keluar hanya
dengan hitungan menit saja.
Pada orasi ini, berbagai pujian ditujukan kepada Prof. M. Barmawi yang
telah sukses menjadi teladan baik sebagai pembimbing dan juga peneliti
di bidangnya. Orasi ini menunjukkan betapa banyak hal yang telah ia
perbuat untuk perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. "Hari ini kita
sedang melihat album sejarah platinum karya anak bangsa," ujar Umar
Fauzi, Dekan FMIPA.
Sumber : Situs ITB, 19 Maret 2013
0 comments: